Kata Orang Tua Untuk Anak

Kata Orang Tua Untuk Anak

Directed By: Adi Jamaludin

Synopsis: Danial and Puteri are going to live with their grandfather (Atok) for a while. They are not used to living a life without television, internet connection and of course, their mobiles, while their grandfather, on the other hand, firmly believes that one should spend time strengthening familial ties by communicating to them face-to-face, instead of relying on gadgets. During one of their disagreements, Danial and Puteri decide to leave the grandfather's house and explore the forest, where they meet a talking cat, a mysterious lady and a nenek kebayan. Will they learn anything from their short stint in the forest? Will they be able to make their way back to their grandfather's house? Find out more from Kata Orang Tua-Tua, where we explore the importance of familial ties and rationale behind different traditional beliefs.

Language: Bahasa Melayu Date: 3 - 5 August 2023 Time: 3 - 4 August, 3:00pm & 4:30pm / 5 August, 8:00pm Venue: The Playden, The Arts House Buy Tickets

31. "Sering kali aku merasa seperti harapanku kepada Mama dan Papa selalu bertabrakan dengan kenyataan."

32. "Aku butuh Mama/Papa sebagai teladan, tetapi aku sering kali merasa kecewa dengan pilihan Mama/Papa."

33. "Aku ingin kita bisa berbicara tanpa takut menimbulkan pertengkaran atau ketegangan."

34. "Ketika aku melihat bagaimana Mama/Papa bertindak, aku merasa kecewa karena aku berharap bisa belajar dari Mama/Papa."

35. "Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang kukuh dan penuh saling pengertian, tetapi sepertinya itu sulit untuk dicapai."

36. "Papa/Mama adalah anutan bagiku, tetapi sering kali aku merasa kecewa dengan keputusan-keputusan Papa/Mama."

37. "Aku merindukan momen-momen ketika kita bisa tertawa bersama dan merasa dekat, tanpa ada ketegangan di antara kita."

38. "Aku berharap bisa mendapatkan dukungan Mama/Papa, tetapi sering kali aku merasa seperti aku harus menghadapinya sendiri."

39. "Aku ingin kita bisa membangun hubungan yang didasari oleh saling percaya, tetapi sering kali aku merasa curiga dan tidak yakin kepada Papa/Mama."

40. "Saat aku mencoba mengungkapkan perasaanku, aku merasa seperti Mama dan Papa tidak pernah benar-benar mendengarku."

Yuk, baca artikel kata-kata lainnya dengan mengikuti tautan ini.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Wenn dies deiner Meinung nach nicht gegen unsere Gemeinschaftsstandards verstößt,

1. Salah satu gelar terbesar di dunia adalah orang tua, dan salah satu berkah terbesar di dunia adalah memiliki orang tua untuk memanggil ibu dan ayah.

2. Rata-rata ayah memiliki kesabaran. Ayah yang baik memiliki lebih banyak kesabaran. Ayah yang hebat memiliki lautan kesabaran.

3. Ayah adalah pria biasa yang diubah oleh cinta menjadi pahlawan, petualang, pendongeng, dan penyanyi lagu.

4. Ayahku memberiku hadiah terbesar yang bisa diberikan siapa pun kepada orang lain, dia percaya padaku.

5. Ibuku adalah panutanku bahkan sebelum aku tahu apa kata itu.

6. Saya menganggap diri saya beruntung karena memiliki kesempatan untuk menyaksikan ibu dan ayah saya membangun segala sesuatu yang paling penting, rumah, keluarga, dan nama baik.

7. Saya akan selamanya berterima kasih kepada orang tua saya karena mereka adalah satu-satunya alasan saya menjadi orang seperti sekarang ini.

8. Saya senang bahwa kesuksesan telah berada di langkah saya, berkat memiliki orang tua yang cantik seperti anda di sisi saya.

9. Biarkan orang tua mewariskan kepada anak-anak mereka bukan kekayaan, tetapi semangat penghormatan.

10. Saat kamu menatap mata ibumu, kamu tahu bahwa itu adalah cinta paling murni yang bisa kamu temukan di bumi ini.

Oleh MC KAB SUMENEP, Kamis, 5 September 2019 | 04:07 WIB - Redaktur: Tobari - 1K

Sumenep, InfoPublik - Hubungan hangat antara orang tua dan anak sangat penting untuk membentuk keharmonisan dalam keluarga, sehingga kepedulian dan perhatian kepada anak menjadi kebutuhan utama.

Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si, mengatakan, keharmonisan orang tua dan anak bersumber dari hubungan nyata sehari-hari dalam keluarga, seperti wujud kasih sayang setiap saat kepada anaknya.

“Contoh kecil dari kasih sayang itu, apa yang kita lakukan ketika bangun tidur, mencium anak atau justru mencari telepon genggam (HP), dan lebih lama mencium anak dari pada memegang HP,” tegasnya pada Lomba Keharmonisan Orang tua dan Anak tahun 2019, di Hotel Utami, Rabu (4/9/2019).

Selain itu menurut Bupati dua periode ini, orang tua menjadi pendengar yang baik saat berkomunikasi dengan anak, terutama ketika si buah hati bercerita atau berbicara jangan sampai merespon pembicaraan anaknya dengan pertanyaan yang tertutup, menyalahkan atau menggurui.

“Sebagai orang tua jangan bertanya seperti mengintrogasi agar anak lebih terbuka dan memaksa, sehingga komunikasi berjalan lancar. Misalnya orang tua jangan langsung menyalahkan anaknya kalau menceritakan dirinya bertengkar di sekolah, namun berilah anak waktu untuk bercerita kronologis kejadiannya,” ujarnya

Ia mengungkapkan, orang tua juga harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan anak, untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan menunjukkan perhatiannya.

Orang tua jangan sampai mengganti kehadiran bersama anaknya dengan materi lainnya, semisal orang tua tidak bisa hadir pada acara penting anaknya, dengan membelikan barang atau sesuatu kebutuhan lainnya.

“Termasuk orang tua harus bisa menahan emosi manakala ada permasalahan saat bertemu dengan anak waktu berkomunikasi, jangan melimpahkan kemarahan kepada anak,” tandas Bupati.

Sementara Ketua II TP PKK Kabupaten Sumenep, Khusnol Khotimah berharap, keharmonisan keluraga antara orang tua dan anak tidak hanya saat perlombaan saja, melainkan terimplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

“Keharmonisan keluarga berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang anak, baik fisik dan kejiwaan sekaligus karakter dan sikap anak. Untuk itu menanamkan budi pekerti tugas bersama guna mencetak anak berkualitas,” katanya. ( Yasik/Fer/toeb)

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id